Marilah Tidur

Marilah Tidur


Marilah tidur sekarang ini
perempuan berbulu mata lentik berhentilah mengenangku
dengan cara apa pun. Bunga mekar, bulan purnama
dan gairah kerja. Sebuah puisi mengeras di jemariku
tapi bukan saatnya menulis. Marilah kita saling melupakan
rindu juga cinta. Bunga harus gugur, bulan harus sabit,
kerja keras harus luntur semua orang harus tidur.
Sekarang adalah waktunya
malam semakin kelam menyebarkan kesepiannya
di antara baris baris hujan dan kesiur daun daun
yang ditinggalkan burung.

Marilah tidur, kasur telah membuka tubuhnya
meski guling dan bantal telah lapuk
kantuk telah mengetuk mata. Berhentilah mengenangku
perempuan berbulu mata lentik.
Sepanjang jalan, perpisahan ini biarlah menjadi puisi sendiri
marilah tidur atau biarkan aku tidur. Sebentar melupakanmu
rindu juga cinta ini. bunga bersemi kembali, bulan purnama datang lagi
pun gairah kerja. Besok, hidup pasti lebih segar dan cintaku akan lebih dalam
juga pencarian ini pasti akan jadi lebih khusyuk.


2010

No comments:

Post a Comment