
Ketika lampu merah semua kendaraan pasti berhenti dan mempersilahkan kendaraan dari jalur lain lewat. Tetapi itu dulu, di jalan seluruhnya tidak menentu. Kadang mereka nyelonong, mencuri waktu dan kesempatan. Keburu mau ke mana juga saya tidak tahu.
Dengan beberapa pertimbangan, saya mengajak kamu para pembaca blog saya untuk menulis ebook. Ya, sebuah buku digital. Tidak sulit membuatnya, kamu ketik naskah layaknya membuat buku biasa. kemudian ubahlah formatnya ke PDF. Selesai.
Kamu bisa membuat ebook kumpulan puisi. Seperti yang saya lakukan beberapa bulan lalu. Bisa juga kumpulan cerpen. Atau mungkin novel? Tidak masalah, apapun itu! Prinsipnya buatlah ebook yang menurut kamu akan bermanfaat bagi pembaca.
Apa untung bagi kamu, kamu dan kamu? Secara materi memang tidak ada. kecuali jika kamu menjualnya. Saya mempunyai sebuah alasan, cukup kuat untuk membuatmu tertarik membuat ebook gratisan.
Sebagai sarana melatih diri dalam menulis. Saya yakin pembaca blog saya sebagian besar adalah orang yang suka dengan dunia kepenulisan. Karena konten situs ini. Nah, karena kamu suka, saya sarankan mencoba. Dengan membuat ebook, kamu mempunyai gambaran jelas bagaimana dinamika membuat buku.
Ajang memperkenalkan diri. Cantumkan saja namamu di ebook itu, biar efektif buatlah biografi penulis di halaman akhir, layaknya buku beneran. Karena ebook itu gratis, maka kemungkinan ebook itu diunduh besar. Semakin banyak diunduh, semakin dikenallah kamu. Tentu saja, buatlah ebook yang berkualitas, sehingga kesan mereka terhadapmu juga bagus.
Membuat blog kamu banyak pengunjung. Logika sama dengan di atas, cantumkan link blogmu di sana. Selain itu, sebagai sarana mengukur apakah tulisan kita sudah enak dibaca atau tidak. Mintalah komentar kepada mereka yang mengunduh..
Setelah membuat ebook, kamu bisa mempostingnya di blog dan cantumkan link downloadnya. Pasti ada seseorang yang suka barang gratis tertarik. Dan ebookmu dibaca. Saya pribadi senang, jika tulisan saya dibaca.
Apalagi menurutmu? Saran dan komentar bisa disampaikan di bawah. Tertarik membuat buku digital?Atau kamu mau ebook kumpulan buku puisi saya? silahkan: Lagu Terahir Selepas Kau Pergi
Minggu kemarin, saya pergi ke toko buku. Tidak untuk membeli buku, hanya sekedar baca-baca. Loh? Baca-baca kok di toko buku? Mestinya kan di perputakaan. Apa salahnya? Tidak ada hukum yang melarang, mesti tidak pantas. Atau kadang-kadang saya melihat-lihat buku bagus, yang menjadi target.
Saya sering ke toko buku. Tidak seluruhnya saya berniat membeli, tapi akhirnya membeli. Tak tahan godaannya. Maka, hari itu saya tetap membeli buku. Buku yang tidak saya duga ada di toko buku itu. karena buku tersebut sudah lama dicetak dan didistribusikan.
Buku terbitan Koekoesan, tahun 2007. Sudah lama, bukan? Lazimnya, sebuah buku lama sudah tidak dipajang di rak. Tidak tahu kenapa. Mungkin sudah tidak menjual, kali ya? Atau kontrak kerjasamanya habis. Entahlah.
Buku itu, karya Hasan Aspahani, pemilik blog sejuta-puisi. Judulnya? Menapak ke Puncak Sajak. Jangan Menulis Puisi Sebelum Baca buku ini. Covernya berwarna kuning. Ada seorang wanit sedang tersenyum saya kira, dan tumpukan buku di depan.
Membaca kata pengantarnya saya jadi tertarik untuk menghabiskannya sekali baca. Selain buku itu juga tipis. Cuma 142 halaman, kok. Judul kata pengantarnya menggoda: Karena Menulis Puisi (pun) Harus (Dianggap) Gampang...
Paparan ide yang digunakan di buku tersebut dimodel seperti tanya jawab. Pernah membaca buku Mengarang itu Gampang? Karya Arswendo Atmowiloto? Sama caranya memaparkan maksud penulisnya. Hal tersebut diakui Hasan Asphani. Buku ini dimodel paparan dialektik. Saya suka sekalai model paparan begituan.
Sebenarnya isi buku tersebut cikal bakalnya adalah rubrik Ruang Renung di blognya. Rubrik tanya jawab dia (Hasan) tentang puisi, atau renungannya terhadad puisi.
Entah bagaimana, saya tiba-tiba ingin mengenang masa sekolah! Terutama ketika SMK, menurut hemat saya masa ini bukan masa yang terlalu indah buat saya--dalam arti ada masa yang lebih indah darinya. Akan tetapi akhir sekolah ini malah menyenangkan, lebih menyenangkan dari masa lain, hal tersebut karena beberapa puisi saya masuk Kaki Langit Horison.
Berikut ini, ulasan dari mas Jamal untuk puisi-puisi saya.