Pasar Lama

Pasar Lama

Baiklah, kutulis puisi lagi
untukmu. Sekarang adalah waktunya
adegan di pasar lama telah kembali
sebagai kenangan. Perbincangan di lapak lapak
pedagang, jejak kaki dan ciuman ciuman
mengetuk ngetuk jemari, tentu puisi keluar
pasar lama mungkin telah terbakar tapi kenangan
tetap mekar tetap menjalar. Lalu puisi
menjadikannya lebih halus, lebih harus menarik tubuh
melakukan pertemuan lebih luas memandang kehidupan.

Memandang pasar lama
memang lapak lapak telah abu
baju dan sepatu sepatu, Dan pecahan harapan
keuntungan para pedagang. Tapi kenangan tentangnya
telah rindang telah rindang. Marilah
perempuan berbulu mata lentik, marilah mengenang bersama
tawaran kita yang lebih uang dari yang diminta pedagang itu
senyum pedagang lainnya setelah rombongnya diamankan
dan kegagahan petugas melaksanakan perintah.
Marilah, mari membaca puisi
di sini, di pasar lama ini. Lalu lupakan saja
untuk kenangan yang lebih mulus, lebih haus
melakukan pertemuan, lebih tulus

lalu lupakan lagi.



2010

No comments:

Post a Comment