Kata Pengantar Sebuah Buku Puisi
Ketika buku ini aku baca kumpulan puisi penyair yang entah ini Aku seperti melihat senja tapi tak ingin aku tahu wajahnya Puisi ini misalnya :
senja berwajah cantik / dan bergaun jingga / aku ingin sekali menyapanya / dan orang-orang tentu begitu / tetapi orang-orang diam / aku juga diam//...///(Senja, 1)
Senja selalu menunggu malam adalah sesuatu yang biasanya kelam dan tajam Digambarkan sebagai wanita cantik mungkin juga seksi hanya saja tak ada yang merayunya bahkan sekedar: "hai"
Penyair yang konon tak pernah baca puisi ini tidak hanya bergumam pada diri sendiri ini terlihat dari :
di kota kami sudah sering terjadi gempa / tak ada yang runtuh / rumah-rumah utuh / tentu tak da yang bantu/...// Sebab gempa adalah suara / suara yang menuli mimpi kami ///( Suara)
Tentu kita heran bukankah gempa adalah goyang dan biasanya banyak yang runtuh tapi di sini rumah-rumah utuh tapi bukankah hidup ini berawal dari mimpi kata lirik sebuah lagu dan apa yang lebih harga dari mimpi di bumi
Sungguh cerdik penyair kita ini aku tunggu karya-karyanya di masa depan kita tunggu karya penyair ini yang konon juga tak pernah menulis puisi
Surabaya 2009
No comments:
Post a Comment