
Epitaph
Buar Cynthia Ayu Windani
dengan segera aku berpakain rapi menutup
pintu kamar juga jendela dan mematikan arloji
Telur-telur yang mengalir dari balik dinding masa lalu
inilah yang mungkin bisa menjawab siapa namaku.
aku mengetuk-ngetuk cangkang telur-telur itu, lalu
terbayanglah kenangan-kenangan yang telah
dadar atau pun matasapi. dan nama-nama yang menetas
aku pilih mana nama yang namaku, tetapi susah
sebab sudah lama
aku dipanggil dengan namamu menoleh bila terdengar
namamu hingga aku pun lupa dengan namaku sendiri.
Sementara waktuku akan sampai, aku harus segera
menemukan siapa namaku, dan menulisnya sebagai epitaph
bukan namamu, kekasih.
(2009)
No comments:
Post a Comment