Warung Kopi Menyisakan Ruang

Warung Kopi

Di sini, kudengar denting gelas, semalas
angin malam mengejar kematiannya.

Asap rokok terlalu sibuk dengan nafas,
lalu kau berkata, "Seperti bulan yang rontok
karena sinarnya sendiri." Itu sudah dulu.

Warung kopi, samar dentang jam melemas
pada tangan. Baru bibirku kembali menyentuh
telinga mungilmu.

Namun apa yang harus aku katakan
pada kenangan.

2011
--

Menyisakan Ruang

Bunyi gelas dan piring pecah mengantarkanku
sampai kamar. Kurebahkan tubuh dengan samar
tersadar ada sesuatu yang tertinggal;
kasur ini menyisakan ruang
cukup luas untuk seorang perempuan.


2011

2 comments: