[ Arisankata # 3 ] bersama Steven Kurniawan

Lagi – lagi saya mengajak main arisankata, kali ini dengan mas steven kurniawan pengelola blog http://sketsa-puisi.blogspot.com/ini dia kata – katanya
daun, telur, lampu, pena, rambut, pelangi, roda, piala, ikan, jubah.

Mas steven lebih dulu menyelesaikannya jauh hari, sedang saya baru menyusul sekarang
ini dia ramuan mas steven

Surat
sajak steven kurniawan


hanya di dalam kartu ucapan saja seseorang
boleh menggambarkan berupa-rupa tanda baca
setelah menerakan beberapa harapan sederhana:
semoga umur diperpanjang atau sedikitnya
mudah-mudahan surat ini sampai ke tujuan

aku pernah menulis sebuah kartu ucapan untuk
diri sendiri dengan harapan kecil seperti
semoga saja ada tukang pos yang tiba dengan
surat kecil darimu walau gerimis panjang
melekatkan daun-daun pada jubah basahnya

segera kunyalakan pelangi di halaman rumah
agar hujan lekas reda kemudian terdengar suara
roda sepeda yang membuncah lamunan hingga
kupandang kembali lunturan tulisan pena
pada suratmu yang akhirnya tiba tadi pagi

amplop bergambar ikan seperti tanda koma dengan
cap pos berbentuk piala itu mengenangkanku kalau
engkau pernah ingin menjadi seperti ikan agar
dapat bebas berenang untuk menemui kekasihnya
di luas lautan tanpa pernah mengenal rindu

bukankah hanya dengan rindu maka cinta ada?
aku berpikir kembali sambil membuka surat
yang membawa lembut harum rambutmu merebak
perlahan di bawah remang lampu meja tetapi
hanya kutemukan sebuah kalimat di suratmu

Engkaulah telur dalam dekap hangat kerinduan





dan ini hasil kerjakeras saya, hehehehe.. masih kalah jauh saya sama dia euy,,

dua persiapan menyambut masa depan
1
aku harus lebih giat menabung
belum lagi persediaan sedih-seduh yang sedikit
singgah di saku baju, padahal sudah turun hujan disana
tapi airmataku tak pernah basah

oleh karena itu aku lebih sering memasukkan keahlian
misalnya menumbuhkan luka di sekujur tubuh
tanpa harus menyiramkan air agar menjadi pohon yang lebat
daunnya

2.
aku akan membuang seluruh kebahagian yang pernah kau tanam ;
pelangi di sela rambut, lampu penerang kaki, piala berbentuk roda
yang berukir ikan yang bertelur, dan jubah yang selalu diperebutkan
semuanya
sebab sungguh meraka bisa membuatku tertawa atau sekedar tersenyum
mengenang kau atau mengenang aku
kau tahu? sekarang semua itu telah dilarang

No comments:

Post a Comment