Sonet XII
Hujan mengguyur Surabaya. Lalu lintas buyar.
Kenangan kembali mengejar. Sepanjang jalan Kertajaya
aku berlari melewati patahan ranting. Tapi seraut muka
datang dari segala arah dan dada ini menjadi gemetar.
Apa yang berubah dari kota ini selain kau telah pergi
selain lidahku terus memanjang. Begitu rindu pada
tipis bibirmu. Begitu candu pada baris gigimu. Kapanlah lagi
bersama, menyusuri taman kota. Berdesakan dalam bus kota.
Bersorak liar dalam kaos hijau. Menunggu di Stasiun Gubeng.
Duduk di pelataran Pasar Wonokromo. Di mana kau
lidahku memanjang mencari mulutmu. Di dalam ruang mulutmu
aku ingin kembali bilang bahwa aku mencintaimu. Sekarang
aku meratapi perpisahan ini seperti raung serigala hutan
lapar akan sekerat daging di tengah segala hujan.
2010
No comments:
Post a Comment