2 Sonet

Sonet I

Mesti menyelam ke dasar laut sebelum darat sesak
malam diam dan berhenti menyulam benang hitam
sebelum pabrik terus berisik dan beranak pinak
tak lagi beri waktu dan ruang untuk sekedar mencium

Sebelum dengung lebah, sisa hujan pada jalan
dan kelopak payung yang dibiarkan terbuka
membuatku tambah tak mengerti saja
gerak bibir atau liuk lidahmu yang melantun

Sebab hanya di sana, seluruh tak bersuara, tak butuh kata
Terumbu karang, cumi, ubur dan lumba-lumba
akan mengajarkan bahasa tubuh begitu sempurna

Mesti menyelam ke dasar laut sebelum cinta
yang membuat kita mampu bernafas bagai ikan
kehilangan gairah dan tenaga gaibnya.


2011


Sonet II

Setelah tanah tandus dan berbatu, sebelum sungai besar
terbentang padang rumput, matahari masih berkobar
Aku berjalan dengan kaki yang terbakar, menahan rindu
Musim kemarau begitu panjang dan belum akan berlalu

Para gembala sedang mengarit. Kambing dan sapi
Seperti tak pernah kenyang, tak henti berkembang biak
Tapi rumput-rumput tak pernah habis. Tumbuh secara rapi
tertata melalui keikhlasan pada seluruh kehendak

Aku melangkah, kesejukan menjalar di telapak kaki
dari kehijauan rumput-rumput, bergoyang lembut sekali
ditiup angin dari arah timur, di sini begitu damai

Wajar bila aku berhenti dan duduk mendengar
suara kambing, sapi dan tebasan celurit yang samar
ternyata desa ini masih seperti dulu, lalu aku pun tertidur.


2011

No comments:

Post a Comment