"PESTA LAPAR" DAN SAJAK-SAJAK PERANCIS LAIN TERJEMAHAN WING KARJO

"PESTA LAPAR" DAN SAJAK-SAJAK PERANCIS LAIN
TERJEMAHAN WING KARJO


Arthur Rimbaud

PESTA LAPAR

Laparku Anne, Anne
Lari di atas keledaimu:

Jika aku lapar, hanyalah
Lapar bumi dan lapar batu
Ding! ding! ding! ding! Santapan kita angin
Batu dan arang, besi.

Hai lapar, balik kau! Lapar, makanlah
rumput padang suara!
Hiruplah racun pesta gila
Dari daun semak!

Makanlah batu leburan tangan si miskin
Pintu gerbang gereja tua
Puntung hari kiamat
Roti lembah kelabu!

Laparku sobekan angin malam
Udara bergema:
Itulah perutku, guruh itu
O Malang

Tanam-tanaman di bumi lahir kembali:
Mencari buah magang
Kupetik dari lubang jejak
Sayur dan bunga viola.

Laparku Anne, Anne,
Lari di atas keledaimu



SI MISKIN MELAMUN

Mungkin kelak bagiku satu Malam menanti
Dengan tenang aku bisa minum-minum

Di satu Kota tua
Lantas aku kan mati lebih puas
Sebab aku sabar.

Andai sakitku hilang
Andai di kantung ada uang
Arah mana kan kujelang
Negeri anggur atau Utara?
Ah! Melamun, bikin malu!

Sebab kehilangan melulu!
Dan jika aku kembali
Jadi kelana yang dulu
Tidak bakal lagi terbuka
Pondok hijau itu bagiku


Paul Verlaine

KANTUK HITAM

Kantuk hitam dan berat
Menimpa hidupku:
Tidur, segala harap
Tidur, segala hasrat!

Tak lagi kusibak apa pun
Aku kehilangan ingatan
Yang baik dan yang buruk
O kisah yang menyedihkan!

Aku bagai ayunan
Yang dibimbing tangan
Dalam gua kelam:
Diam, diam....

Guillaume Apollinaire
JEMBATAN MIRABEAU



Di bawah jembatan Mirabeau mengalir Seine
Dan kasih kita
Mestikah kembali terkenang
Kegembiraan selalu datang sehabis derita
Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal diam



Tangan dalam tangan, tinggalllah kita berhadapan
Sedangkan di bawah
Jembatan lengan kita, mengalir
Alun pandangan abadi begitu lesu

Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergu, aku tinggal diam

Cinta pergi bagai air ngalir ini
Cinta pergi
Betapa hidup lamban
Dan alangkah kejamnya Harapan

Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal diam

Hari-hari lewat pekan-pekanpun berlalu
Baik masa lampau
Maupun kasih tak lagi kembali
Di bawah jembatan Mirabeau menmengalir Seina

Meski malam datang, jam berdentang
Hari-hari pergi, aku tinggal diam.




(Dari antologi Sajak-sajak Modern Perancis Dalam Dua Bahasa. Jakarta: Pustaka Jaya, 1975).

No comments:

Post a Comment