Tiga Puisi Cinta

Biarkan Kerudung Menjuntai



Lebih dari cinta, aku memuja rambut ikal itu
Sebagai gerak antara ombak dan perahu pada angin
Yang berlari ke arah pantai dan tahun-tahun
Hingga melepas usia remaja juga kelahiran baru
Aku berikan desis matahari bagi rambut ikal itu
Lalu bulan membuatnya memiliki siang dan malam
Pergantian musim di situ adalah warna putih dan hitam
Maka gerai rambutmu saja sanggup membuta mataku
Ombak liar bagi perahuku, Nin, kau adalah laut itu
Tapi biarkan kerudung menjuntai sampai dadamu
Biarkan tak ada nelayan yang tahu seberapa biru
Hingga membuatnya penuh rahasia dan tanda tanya
Dan melangkah di jalan fitrah, nyaris seperti sentuhan takdir
Sesungguhnya itu kebaikan bagimu dan mata manusia





2011

---

Tahi Lalat



Hai! Begitu manis tahi lalatmu, kecil tapi sangat jelas
Berdiri di samping bibir seperti menunjuk jalan lurus
Matahari dan bulan kulihat berputar pada garisnya
Pergantian siang dan malam selaras dengan gerak alis mata
Ketika kau tersenyum, terdengar samar dengung lebah
Lalu perutnya terbuka, mengucurkan madu bermacam warna
Dari situ aku menyembuhkan berbagai penyakit dan juga
Tumbuh berbagai buah, buah apa saja dan melimpah ruah
Demikianlah, kau memberiku nikmat berulang dan teratur
Bergetaran bagai gitar, memainkan lagu ke seluruh penjuru
Menghanyutkan guguran daun di alir sungai tenang
Maka semua itu adalah lebih bagiku untuk menyusur
Jalan yang ditunjukkan, melintasi batas-batas sunyi dan luka
Tahi lalatmu mengingatkanku kembali pada latar belakang.





2011

---

Notre Dame



Demi hasrat yang berdiri angkuh, serupa sayap di punggungmu
Yang membiarkan gerak udara berputar pada bulu halusnya.
Rambutmu bercabang dua, ke arah timur dan barat, selalu
Dalam diam dan kecil kutemukan perempuan paling indah
Dan kau lebih lagi, sehabis upacara seluruh mesti dituntaskan
Maka berikan tubuhmu sebagai roh atau pun kambing
Sebab telah kuterima fitrah manusia, yang diresapi kegelapan
Sia-sia menyalakan matahari, tak akan bisa terang
Dan kau juga! Hanya dengan masuk penuh ke dalamnya
Semisal keheningan malam, tak ada yang lebih jelas
Ketimbang lidah ular, melebihi mata manusia
Dan nikmat yang asing akan menjerat, lalu bertopang dagu
Mengerang berat di antara tubuh sempitmu, kau kan berkata
Ah, ini kebaikan tetapi dalam wujudnya terlihat jahat!





2011

1 comment:

  1. yang biarkan kerudung menjuntai, hmm.. tumben ipul begitu.. :D

    ReplyDelete